Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dampak Buruk BlackBerry

Jumat, 04 Januari 2013 | 02.37 WIB | 0 Views Last Updated 2013-01-23T10:48:44Z
banner 325x300
Terbilang menyenangkan memiliki telepon seluler seperti Blackberry, yang tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga menghibur dan bisa membantu pekerjaan Anda. Tak herqan jika jumlah pengguna Blackberry di dunia terus berkembang. Diperkirakan jumlah pengguna Blackberry saat ini lebih dari 1 juta pengguna.

Memang menyenangkan memiliki telepon seluler sejenis ini, dan banyak nilai positif yang terkandung di dalamnya. Tetapi perlu diingat bahwa, tidak hanya nilai positif yang terkandung, tidak sedikit juga dampak buruk yang dapat mengganggu kesehatan penggunanya.
1. Ketagihan / kecanduan
Perangkat telepon seluler pintar ini begitu mudah membuat pemiliknya merasa kecanduan. Studi Rutgers University pada 2006 menyimpulkan, Blackberry dan perangkat serupa memicu kenaikan penggunaan internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental.
2. Mengganggu tidur
Dengan layanan internet 24 jam, perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan memainkan Blackberry-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur.
Tak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar Blackberry, sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk.
Kebiasaan menyanding Blackberry di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Sebuah penelitian mengungkap, pengguna Blackberry yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi. Penelitian yang dilakukan Uppsala University di Swedia menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu aktivitas tidur.
3. Memicu cemas
Memiliki telepon selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan Blackberry, aktivitas berkirim email, chatting, hingga berselancar di internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja. Banyak pula yang mengandalkannya untuk urusan pekerjaan.
Studi yang dilakukan MIT’s Sloan School of Management pada 2007 mengungkap, penggunaan Blackberry membentuk budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang dijagokan telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk kala sedang libur.
4. Melemahkan otak
Di balik kemudahan yang diberikan, Blackberry berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya. Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain.
“Sebagai multitasker, otak mereka dibanjiri terlalu banyak informasi, akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi yang penting dengan cepat,” ujar Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan Psikologis di Maryland, Baltimore.
Untuk itu, beliau menyarankan para pengguna Blackberry agar tak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam penuh. “Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali,” ungkap Goodman. “Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau dering Blackberry.”