Mantan atau eks pacar kata lainnya adalah
dimana dulunya ia seorang kekasih yang selalu hadir menemani di kala
senang ataupun sedih, dan jika kita berbicara hari ini maka ia sudah
menjadi orang lain bagi kehidupan kita. Orang lain yang bisa berupa
teman, itupun jika setelah putus kita menganggapnya sebagai teman.
Ataupun orang lain yang kita anggap sebagai musuh, karena alasan rasa
egoisme plus rasa sakit hati kita yang begitu tinggi terhadapnya.
Ataupun seorang sahabat yang kita istimewakan lebih dari hanya sekedar
teman, dalam artian seperti halnya saat ketika masih menjalin hubungan
dulu yang selalu hadir pada saat senang ataupun sedih.
Banyak persepsi yang akan kita gunakan untuk
mendeskripsikan mantan (kekasih) itu seperti apa di dalam kehidupan kita
masing-masing kedepannya. Secara garis besarnya, hal itu tergantung
dengan individu masing-masing bagaimana menyikapi seorang mantan untuk
masa depannnya kelak. Terlepas ia begitu membenci mantannya ataupun
masih menyisakan benih-benih cinta untuk mantannya. Namun jika masih
menyimpan benih-benih cinta itu, ada kemungkinan suatu saat mereka yang
telah terpecah jalinan hubungannya akan menyatu lagi seperti dulu kala,
saat menjalin hubungan. Karena “Jodoh” itu sendiri hanya lah rahasia
Tuhan yang dimana manusia itu sendiri tidak mengetahuinya, dan dimana
manusia itu sendiri hanya berusaha untuk mencari seseorang yang tepat di
hatinya, entah itu mantan, teman, ataupun seseorang baru di
kehidupannya.
Kebanyakkan orang menjalin hubungan kembali
dengan mantan karena alasan yang hampir mirip, yaitu: karena belum bisa
melupakannya, dan karena masih cinta. Lalu jika ditanya lebih lanjut
“Sudahkah kamu menyibukkan diri sendiri dengan berbagai macam hal,
seperti terfokus hanya untuk kerja ataupun kuliah ?”. Jawabannya: Semua
itu sudah aku lakukan, tapi tetap saja aku tidak bisa melupakannya
karena aku masih mencintainya. Lagi-lagi alasan tidak bisa melupakannya
dan masih mencintainya. Alasan ini yang masih banyak dijadikan alasan
bagi semua orang yang menurutku tidak masuk akal. Kenapa ?. Jawabannya
sederhana saja, karena masih banyak orang yang menunggu cintamu, karena
di dunia ini tidak hanya hidup seorang pria/wanita saja, karena hidupmu
lebih berharga daripada kamu mengemis cintanya kembali, karena masih ada
hal yang lebih penting daripada hanya memberikan sebagian waktu hanya
untuk bayang-bayang mantan. Hey… hidup ini indah, mencintai dan dicintai
tak melulu rasa sakit, melainkan cinta juga berbicara kesenangan dan
keindahan, karena cinta itu seimbang antara adanya rasa sakit juga
adanya rasa yang menyenangkan. Omong kosong jika cinta hanyalah
kesenangan ataupun cinta hanya lah rasa sakit saja. Jika seperti itu
(salah satunya) lebih baik mencari orang lain yang bisa memberikan cinta
yang tulus, karena Tuhan pasti telah memberikan Jodoh yang ideal
untukmu, sejak dari kau masih berada di dalam kandungan Ibumu.
Berpikir lah dengan pola pikir seperti ini:
Berpikir lah dengan pola pikir seperti ini:
“Jika hubungan dirasa sudah tidak bisa
dilanjutkan lagi, karena akhir-akhir ini cinta yang dijalani hanya
melulu bicara rasa sakit hati, maka tinggalkanlah ia, karena Tuhan sudah
merencanakan seseorang yang akan datang di hidupmu dan bisa mencintaimu
melebihi cintanya kepadamu”.
Meskipun cinta tak sesederhana itu, namun
rumus hidup ini semestinya sederhana kawan. Jika kau tidak bisa
meraihnya, maka alangkah lebih baik kau berusaha untuk kedua kalinya,
jikapun sudah tidak bisa meraihnya atau sudah tidak sanggup lagi, maka
lepasakanlah ia, bisa jadi ia akan lebih bahagia bila tak bersamamu.
Dan jangan keras kepala dengan menganggap dirimulah yang terbaik untuknya, dan hanya kau lah yang bisa membahagiakannya. Jika persepsimu seperti ini, maka kau salah besar. Kembali lagi, karena bisa jadi didalam ‘pelukmu’ ia tak bahagia, namun ia lebih bahagia di dalam ‘pelukan’ orang lain.
Adakalanya cinta juga mensyaratkan orang yang mencintainya untuk berani melepas kekasihnya. Dalam artian ditinggal karena ia lebih memilih orang lain daripada dirimu, ataupun meninggalkan dirimu untuk selama-lamanya (menghadap Tuhan). Mungkin kekasihmu (yang kau anggap) milikmu. Namun sesungguhnya kekasihmu itu milik ‘bersama’ (Tuhan, keluarganya, kerabatnya, juga orang lain yang lebih bisa mencintainya dan bisa membuatnya lebih bahagia). Ungkapan “cinta tak harus memiliki” memang benar adanya, karena kau tidak akan bisa memilikinya sepenuhnya, karena sepenuhnya itu juga ada kadarnya bukan ?. Dalam artian, akan datang pikiran kekasihmu itu tidak hanya tercurah untukmu, melainkan juga keluarganya (orang tua dan kakak serta adiknya), sahabat-sahabatnya, saudaranya, anak-anakmu (jika ia sudah menjadi istrimu), mimpi-mimpi serta keinginannya. Maka berbesar hati lah dan berpikir bijak dalam menyikapi seorang yang telah hadir di dalam hidupmu, mantan yang sudah pergi ataupun masih menemani, atau seorang kekasih yang sekarang masih hadir menemanimu.
Dan jangan keras kepala dengan menganggap dirimulah yang terbaik untuknya, dan hanya kau lah yang bisa membahagiakannya. Jika persepsimu seperti ini, maka kau salah besar. Kembali lagi, karena bisa jadi didalam ‘pelukmu’ ia tak bahagia, namun ia lebih bahagia di dalam ‘pelukan’ orang lain.
Adakalanya cinta juga mensyaratkan orang yang mencintainya untuk berani melepas kekasihnya. Dalam artian ditinggal karena ia lebih memilih orang lain daripada dirimu, ataupun meninggalkan dirimu untuk selama-lamanya (menghadap Tuhan). Mungkin kekasihmu (yang kau anggap) milikmu. Namun sesungguhnya kekasihmu itu milik ‘bersama’ (Tuhan, keluarganya, kerabatnya, juga orang lain yang lebih bisa mencintainya dan bisa membuatnya lebih bahagia). Ungkapan “cinta tak harus memiliki” memang benar adanya, karena kau tidak akan bisa memilikinya sepenuhnya, karena sepenuhnya itu juga ada kadarnya bukan ?. Dalam artian, akan datang pikiran kekasihmu itu tidak hanya tercurah untukmu, melainkan juga keluarganya (orang tua dan kakak serta adiknya), sahabat-sahabatnya, saudaranya, anak-anakmu (jika ia sudah menjadi istrimu), mimpi-mimpi serta keinginannya. Maka berbesar hati lah dan berpikir bijak dalam menyikapi seorang yang telah hadir di dalam hidupmu, mantan yang sudah pergi ataupun masih menemani, atau seorang kekasih yang sekarang masih hadir menemanimu.