Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mengapa Anda Harus 'Memburu' Kegagalan dan Bukan Menghindarinya ?

Sabtu, 12 Januari 2013 | 11.17 WIB | 0 Views Last Updated 2013-01-13T18:17:51Z
banner 325x300

Pelajarilah manusia sementara Anda berpikir untuk berhasil.Pelajari mereka secara sangat cermat untuk menemukan mengapa mereka berhasil, dan kemudian terapkan prinsip penghasil sukses pada kehidupan Anda sendiri.

Mulailah segera.Perdalamlah studi Anda mengenai manusia, dan Anda akan menemukan bahwa orang yang tidak sukses menderita penyakit pikiran yang mematikan pikiran.Kita menyebut penyakit ini penyakit dalih (excusitis) atau penyakit kegagalan.Setiap orang gagal mengidap penyakit ini dalam tahap lanjut, dan kebanyakan orang "rata-rata" pernah setidaknya mengalami serangan ringan penyakit ini.

Anda akan mendapatkan bahwa dalih menjelaskan perbedaan antara orang yang mengalami kemajuan dan orang yang tidak.Anda akan mendapatkan bahwa semakin berhasil orang bersangkutan, semakin kurang cenderung ia membuat dalih.

Orang yang tidak pernah kemana-mana, dan tidak mempunyai rencana untuk tiba disuatu tempat selalu mempunyai setumpuk dalih untuk menjelaskan mengapa.Orang dengan prestasi sedang-sedang saja cepat sekali menjelaskan mengapa mereka belum berhasil, mengapa mereka tidak berhasil, mengapa mereka tidak dapat berhasil, dan mengapa mereka bukan orang yang berhasil.



Pelajari kehidupan orang yang sukses, maka anda akan menemukan kebenaran ini -- bahwa semua dalih yang dibuat oleh orang yang sedang-sedang saja boleh jadi ada, tetapi tidak dibuat oleh orang yang sukses.



Tidak pernah melihat atau mendengar tentang seorang eksekutif bisnis, perwira militer, wiraniaga, tokoh profesional yang sangat sukses atau pemimpin dalam bidang apapun yang tidak dapat menemukan satu atau lebih dalih besar untuk mereka bersembunyi dibelakangnya.Roosevelt dapat saja bersembunyi dibalik tungkainya yang lumpuh; Truman dapat saja menggunakan dalih "tidak berpendidikan perguruan tinggi;" dan Eisenhower dapat saja bersembunyi di balik serangan jantung yang di deritanya.



Seperti semua penyakit, penyakit dalih menjadi semakin buruk jika tidak segera di obati dengan tepat dan segera.Korban dari penyakit penyakit pikiran ini mengalami proses mental berikut ini : "Saya tidak bekerja sebaik yang seharusnya.Apa yang dapat saya gunakan sebagai alibi yang akan membantu saya supaya tidak kehilangan murka? Coba kita lihat, kesehatan yang buruk? Kurangnya pendidikan? terlalu tua? terlalu muda? nasib buruk? kesialan pribadi? istri? cara keluarga membesarkan saya?"



Segera sesudah korban penyakit kegagalan ini memilih dalih yang "bagus", ia hidup bersama dalih tersebut.Kemudian, ia mengandalkan dalih tersebut untuk menjelaskan kepada dirinya sendiri dan orang lain mengapa ia tidak maju-maju.



Dan tiap kali korbannya membuat dalih, dalih tersebut menjadi tertanam lebih dalam pikiran bawah sadarnya.Pikiran, positif atau negatif, semakin kuat jika di pupuk dengan pengulangan terus-menerus.Pada mulanya, korban dalih mengetahui alibinya sedikit banyak merupakan kebohongan.Akan tetapi, semakin sering ia mengulanginya, semakin yakin ia jadinya bahwa dalih itu benar sepenuhnya, dan bahwa alibi tersebut adalah alasan sebenarnya mengapa ia tidak berhasil seperti seharusnya.



Prosedur Satu, dalam program individual Anda untuk berpikir sukses, ialah memberi vaksin diri Anda terhadap penyakit dalih, penyakit kegagalan.




Dalam muncul dalam bermacam bentuk, tetapi jenis yang terburuk dari penyakit ini adalah dalih kesehatan, dalih inteligensi, dalih usia, dan dalih nasib.Sekarang, mari kita lihat bagaimana kita dapat melindungi diri dari keempat penyakit yang lazim ini.



Empat Bentuk Dalih yang Paling Lazim



1) Tetapi Kesehatan Saya Buruk.

Dalih kesehatan berkisar dari "Saya merasa tidak enak badan", hingga yang lebih spesifik "Ada yang tidak beres dengan diri saya".

Kesehatan yang "buruk", didalam bentuknya yang berbeda, digunakan sebagai dalih untuk kegagalan melakukan apa yang seseorang ingin lakukan, kegagalan untuk menerima tanggungjawab yang lebih besar, kegagalan yang menghasilkan uang lebih banyak, kegagalan untuk mencapai keberhasilan.
Jutaan orang menderita dalih kesehatan. Namun, dalam kebanyakan kasus, apakah ini merupakan dalih yang sah ? Pikirkan sejenak tentang semua orang yang sangat berhasil yang Anda kenal yang dapat --tetapi tidak mau-- menggunakan kesehatan sebagai dalih.
Para dokter atau ahli bedah mengatakan bahwa tidak ada orang yang memiliki kesehatan sempurna. Ada sesuatu yang kurang beres pada fisik semua orang. Banyak yang menyerah sepenuhnya atau sebagian kepada dalih kesehatan, tetapi orang yang berpikiran sukses tidak !



2) Tetapi Anda harus mempunyai otak yang cerdas untuk berhasil.

Dalih inteligensi atau "Saya kurang cerdas" adalah lazim. Sebenarnya, dalih ini begitu lazim sehingga barangkali hingga 95% dari orang disekeliling kita mengidapnya dalam pelbagai tingkat. Berbeda dengan kebanyakan jenis dalih lain, orang yang menderita penyakit khusus ini menderita dalam diam. Tidak banyak orang mau mengakui secara terbuka bahwa mereka merasa kurang cerdas. Mereka lebih suka merasakannya sendiri jauh didalam.



Kebanyakan dari kita membuat dua kesalahan dasar sehubungan dengan inteligensi :

1. Kita meremehkan kekuatan otak kita, dan

2. Kita terlalu menganggap hebat kekuatan otak orang lain.



Karena kedua kesalahan ini, banyak orang sering merendahkan nilai diri mereka sendiri. Mereka gagal menghadapi situasi yang menantang karena merasa bahwa untuk itu "diperlukan otak yang cerdas". Akan tetapi, kemudian datanglah orang yang tidak peduli mengenai inteligensi, dan ia mendapatkan pekerjaan/kesempatan itu.

Yang paling penting sebenarnya bukanlah berapa banyak inteligensi yang anda miliki, tetapi bagaimana Anda menggunakan apa yang benar-benar anda punyai. Pikiran yang memandu inteligensi Anda jauh lebih penting daripada kuantitas kekuatan otak Anda.

Dengan sikap yang positif, optimis, dan kooperatif seseorang dengan IQ 100 akan berpenghasilan lebih besar, mendapatkan respek lebih besar dan mencapai keberhasilan lebih besar dibandingkan orang yang negatif, pesimistis, dan tidak kooperatif dengan IQ 120 !.
Jika Anda mempunyai cukup ketekunan untuk bertahan pada sesuatu --tugas atau proyek--hingga selesai, maka Anda jauh lebih baik daripada orang dengan inteligensi yang menganggur, walaupun inteligensi itu mungkin mendekati genius.Perbedaan orang yang sangat berhasil dan sangat tidak berhasil akhirnya menunjuk pada perbedaan dalam sikap, atau perbedaan dalam manajemen pikiran.



# Ketekunan adalah 95 % dari kemampuan.




3) Tidak Ada Gunanya.Saya Terlalu Tua ( terlalu muda )

Dalih usia , penyakit kegagalan karena tidak pernah merasa berada pada usia yang tepat, muncul dalam dua bentuk yang mudah dikenali: variasi "Saya terlalu tua" dan "Saya terlalu muda".

Anda pernah mendengar ratusan orang dari segala usia menjelaskan prestasi mereka yang sedang-sedang saja dalam hidup mereka lebih kurang seperti ini: "Saya terlalu tua (atau terlalu muda) untuk melakukan terobosan sekarang ini.Saya tidak dapat mengerjakan apa yang ingin saya kerjakan , atau saya mampu kerjakan, karena rintangan usia."
Mengherankan sekali dan patut disayangkan bahwa hanya sedikit orang yang merasa bahwa mereka berada dalam "usia yang cocok". Dalih ini menutup pintu bagi peluang yang sebenarnya bagi ribuan orang.Mereka mengira usia mereka salah, sehinggga mereka bahkan tidak berniat untuk mencoba.
Variasi "Saya terlalu tua" adalah bentuk yang paling lazim dari dalih usia. Penyakit ini menyebar dengan cara yang samar.Drama dan artikelmajalah tentang topik tersebut, "Mengapa Anda Terlalu Tua pada Usia 40" sangat populer, bahkan karena menggambarkan fakta yang sebenarnya, melainkan karena menarik banyak pikiran khawatir yang mencari dalih.




4) Tetapi kasus Saya Lain; Saya Menarik Nasib Buruk.

Belum lama ini, saya mendengar seorang insinyur dalam bidang lalu-lintas mendiskusikan keamanan jalan raya. Ia menunjukkan bahwa lebih dari 40.000 orang terbunuh setiap tahun didalam apa yang disebut kecelakaan lalu-lintas. Pokok utama dari pokok pembicaraannya adalah bahwa tidak apa yang disebut sebagai kecelakaan yang sesungguhnya. Yang kita sebut kecelakaan adalah akibat dari kelalaian manusia atau kegagalan mekanis, atau kombinasi dari keduanya.

Apa yang dikatakan oleh ahli lalu lintas ini menyokong apa yang dikatakan oleh orang bijak zaman dahulu; ada sebab untuk segalanya. Tidak ada yang terjadi tanpa sebab. Tidak ada yang kebetulan mengenai mengenai cuaca sekarang ini. Ini adalah akibat yang spesifik. Dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa urusan manusia merupakan pengecualian.
Namun, hampir tidak ada hari yang berlalu tanpa Anda mendengar seseorang menimpakan kesalahan pada nasib "buruk". Dan jarang sekali Anda tidak mendengar seseorang menghubungkan keberhasilan orang lain dengan nasib "baik".



"Tuan Keberhasilan menerima suatu kemunduran; ia belajar dan mendapatkan keuntungan. Tetapi ketika Tuan Kegagalan kalah, ia lalai untuk belajar".