Perdebatan lama tentang uang dan kebahagiaan telah usai. Penelitian terbaru mengatakan bahwa uang memang bisa membeli kebahagiaan. Hal ini dikarenakan uang adalah faktor yang paling penting dalam membuat orang merasa dibutuhkan, menurut lusinan penelitian tentang uang dan kebahagiaan.
Bahkan peneliti memberikan simpulan berdasarkan analisis data dari 126 negara di seluruh dunia. Penelitian oleh Institute of Economic Affairs, Inggris, menunjukkan tingkat kebahagiaan berbanding lurus dengan kekayaan seseorang.
Kenaikan 20 persen dalam pendapat memiliki dampak yang sama pada kesejahteraan, terlepas dari jumlah awal kekayaan orang tersebut. Temuan ini bertentangan dengan keyakinan masyarakat luas bahwa dengan uang yang banyak belum tentu bisa mendapatkan kebahagiaan.
"Tidak ada negara yang cukup kaya untuk memiliki titik tertinggi dari kepuasan. Dengan jumlah data yang sangat banyak, penemuan ini sangat kuat. Jika individu lebih kaya, maka lebih bahagia-lah hidupnya," jelas para peneliti.
Hasil penelitian ini berlaku di negara manapun, bahwa hubungan antara pendapatan dan kepuasan sangat mirip. Selain itu, kesejahteraan di tempat kerja melalui regulasi cenderung kontra-produktif jika pengangguran kerja ternyata meningkat.
Ada hubungan kuat antara pengangguran dan hilangnya kesejahteraan. Secara umum, pemerintah menyebabkan lebih banyak kerugian dalam kesejahteraan. Satu penelitian menyebutkan bahwa, jika pemerintah meningkatkan dana belanja mereka hingga sepertiga, maka dapat mengurangi tingkat kebahagiaan lima hingga enam persen.
Bahkan peneliti memberikan simpulan berdasarkan analisis data dari 126 negara di seluruh dunia. Penelitian oleh Institute of Economic Affairs, Inggris, menunjukkan tingkat kebahagiaan berbanding lurus dengan kekayaan seseorang.
Kenaikan 20 persen dalam pendapat memiliki dampak yang sama pada kesejahteraan, terlepas dari jumlah awal kekayaan orang tersebut. Temuan ini bertentangan dengan keyakinan masyarakat luas bahwa dengan uang yang banyak belum tentu bisa mendapatkan kebahagiaan.
"Tidak ada negara yang cukup kaya untuk memiliki titik tertinggi dari kepuasan. Dengan jumlah data yang sangat banyak, penemuan ini sangat kuat. Jika individu lebih kaya, maka lebih bahagia-lah hidupnya," jelas para peneliti.
Hasil penelitian ini berlaku di negara manapun, bahwa hubungan antara pendapatan dan kepuasan sangat mirip. Selain itu, kesejahteraan di tempat kerja melalui regulasi cenderung kontra-produktif jika pengangguran kerja ternyata meningkat.
Ada hubungan kuat antara pengangguran dan hilangnya kesejahteraan. Secara umum, pemerintah menyebabkan lebih banyak kerugian dalam kesejahteraan. Satu penelitian menyebutkan bahwa, jika pemerintah meningkatkan dana belanja mereka hingga sepertiga, maka dapat mengurangi tingkat kebahagiaan lima hingga enam persen.