“Jangan cintai dunia berlebihan karena itu akan membuat kita gelisah.”
Prof Miftah Faridl mencontohkan orang yang pergi ke masjid menggunakan sandal. Satu orang menggunakan sandal biasa dan harganya sangat murah. Sementara satu orang yang lain menggunakan sandal baru yang berharga mahal. Bila sandal kedua orang ini tidak dititipkan, mana yang gelisah saat mereka sholat di dalam masjid? Tentu orang yang sandalnya baru dan harganya mahal.
Begitulah gambaran dunia. Bila kita mencintai berlebihan maka hidup kita gelisah, memiliki sesuatu namun tidak bisa menikmati. Hatinya selalu was-was dan gelisah, khawatir yang dimilikinya berkurang atau hilang. Orang-orang semacam ini adalah mereka yang sudah diperbudak oleh dunia.
Apa yang kemudian terjadi? Berbagai penyakit hati seperti pelit, kikir, serakah, mengedepankan gengsi, gila jabatan dan senang pencitraan akan bersemayam di dalam hati orang tersebut. Bila hal ini berlangsung lama, maka berbagai penyakit fisikpun akhirnya mudah datang menyerang. Oleh karena itu, jadikanlah dunia dalam gengaman Anda bukan memperbudak Anda.
Hidup ini pada hakikatnya sedang mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang abadi. Pastikan semua hal yang kita miliki bukan menjadi beban tetapi justru bisa menambah bekal di kehidupan nanti. Buat apa harta belimpah, bila justru membuat hati kita gelisah.
Buat apa karir dan jabatan tinggi, bila itu membuat kita menjilat yang atas, menyikut yang setara dan menginjak yang bawah. Buat apa kita populer, bila itu membuat kita menjadi tauladan keburukan bagi orang lain. Buat apa ilmu yang tinggi, bila itu membuat kita sombong dan angkuh.
Kalau begitu, apakah tidak boleh punya harta yang berlimpah, karir atau jabatan yang tinggi, menjadi semakin populer dan ilmu yang semakin banyak? Tentu boleh Anda memiliki dan mengejar semua itu. Namun pastikan itu bisa dijadikan bekal untuk kehidupan yang sesungguhnya yaitu kehidupan setelah kematian…
Prof Miftah Faridl mencontohkan orang yang pergi ke masjid menggunakan sandal. Satu orang menggunakan sandal biasa dan harganya sangat murah. Sementara satu orang yang lain menggunakan sandal baru yang berharga mahal. Bila sandal kedua orang ini tidak dititipkan, mana yang gelisah saat mereka sholat di dalam masjid? Tentu orang yang sandalnya baru dan harganya mahal.
Begitulah gambaran dunia. Bila kita mencintai berlebihan maka hidup kita gelisah, memiliki sesuatu namun tidak bisa menikmati. Hatinya selalu was-was dan gelisah, khawatir yang dimilikinya berkurang atau hilang. Orang-orang semacam ini adalah mereka yang sudah diperbudak oleh dunia.
Apa yang kemudian terjadi? Berbagai penyakit hati seperti pelit, kikir, serakah, mengedepankan gengsi, gila jabatan dan senang pencitraan akan bersemayam di dalam hati orang tersebut. Bila hal ini berlangsung lama, maka berbagai penyakit fisikpun akhirnya mudah datang menyerang. Oleh karena itu, jadikanlah dunia dalam gengaman Anda bukan memperbudak Anda.
Hidup ini pada hakikatnya sedang mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang abadi. Pastikan semua hal yang kita miliki bukan menjadi beban tetapi justru bisa menambah bekal di kehidupan nanti. Buat apa harta belimpah, bila justru membuat hati kita gelisah.
Buat apa karir dan jabatan tinggi, bila itu membuat kita menjilat yang atas, menyikut yang setara dan menginjak yang bawah. Buat apa kita populer, bila itu membuat kita menjadi tauladan keburukan bagi orang lain. Buat apa ilmu yang tinggi, bila itu membuat kita sombong dan angkuh.
Kalau begitu, apakah tidak boleh punya harta yang berlimpah, karir atau jabatan yang tinggi, menjadi semakin populer dan ilmu yang semakin banyak? Tentu boleh Anda memiliki dan mengejar semua itu. Namun pastikan itu bisa dijadikan bekal untuk kehidupan yang sesungguhnya yaitu kehidupan setelah kematian…